Pesona Keindahan Yang Menawan di Pulau Pari
Siapa yang tidak mengenal pulau Pari, pulau yang terletak di salah satu
kelurahan dikecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan seribu,
Jakarta. Pulau yang memiliki pantai yang dapat memanjakan dan tidak dapat
melepas setiap pengunjung yang datang ini berada di tengah gugusan pulau yang
berderet dari selatan ke utara perairan Jakarta. Dengan kemurnian pantainya
yang berpasir putih dan berair bening dan bercampur warna yang menyegarkan mata,
Pulau Pari ini menjadi salah satu objek wisata di Kepulauan Seribu yang belum
banyak di jamah oleh banyak orang.
Pulau
Pari memiliki gudang sejarah yang unik untuk diketahui, dalam perjalanan menuju
Pulau Pari kami sang manusia kapal berkumpul di Pelabuhan Muara Angke dimana
tempat kapal bersandar. Kapal yang sedang bersandar dipinggir pelabuhan pun
kini siap untuk berlayar, melawan alur air dan mengantarkan kami ke tujuan. Di
tegah perjalanan dengan cahaya dunia yang semakin terik menyinari dan hembusan
angin yang memberi kenyamanan bagi kami untuk beristirahat sejenak, perjalanan
kami pun menyita waktu cukup banyak, sekitar dua jam kami menghabiskan waktu di
dalam perjalanan menuju Pulau Pari.
Ketika
kami menginjakan kaki di pulau yang eksotis ini, kami mahasiswa dan dua dosen
dari Universitas Bunda Mulia di sambut dengan karya Tuhan yang abadi dan
keindahan nan alami penuh dengan imaji. Kami mahasiswa perempuan dan laki-laki
di pisahkan jarak dan tempat untuk rumah penginapan. Mahasiswa dan mahasiswi
Universitas Bunda Mulia diberikan waktu bebas untuk menikmati suasana pantai di
sekitar Pulau Pari dan diberikan fasilitas sepeda untuk berpetualang berkeliling
kampung. Menjelang sore hari seluruh mahasiswa di minta untuk berkumpul di
Pantai Perawan untuk mengikuti acara yang sudah di rancang sedemikian rupa.
Mahasiswa dan Mahasiswi menaiki kendaraan roda dua tanpa asap dengan di kayuh
oleh tenaga dan menghampiri pantai yang memiliki tanda tanya dengan namanya.
Pantai yang menjadi pusat kunjungan bagi siapapun yang datang ke pulau pari
yang tidak lain adalah Pantai Perawan. Sampainya di Pantai Perawan, mata kami
tertuju pada hamparan pasir yang lembut, warna pasir putih yang bersih seakan
memanjakan kaki saat bersentuhan dengan pasir di pantai yang terlihat masih
belum banyak terjamah. Disana mahasiswa diminta untuk menanam sebuah tanaman
hijau yang dapat tumbuh di lingkungan dengan kadar garam tinggi, terendam air,
tanah berpasir, dan sedimen lumpur yang kita kenal dengan tanaman bakau serta
kami diminta mewawancarai beberapa orang di pantai tersebut. Matahari seakan
lelah dan sedikit demi sedikit kian tenggelam di ufuk barat, angin laut
berhembus membelai nyiur yang melambai lambai menemani kami dalam wawancara
kepada penjual di pinggir pantai. “Semenjak buka wisata ini saya berjualan dan
kemarin sudah hampir lima tahun, saya asli penduduk sini. Dulu jarang orang mau
berwisata ke sini, dulu saya usaha rumput laut, tapi sekarang rumput laut sudah
tidak ada jadi saya usaha disini. Wisata disini sejak awal dibuka makin tahun
makin bertambah pengunjungnya, terutama jika hari libur atau hari sabtu dan
minggu. Dan penghasilan dalam usaha ini cukup untuk kehidupan saya. Sayur serta
barang yang dijual ini saya membeli dari Tanggerang naik kapal. Dulu Pantai
Perawan ini adalah hutan dan makin tahun makin bagus karena di rawat.” Ujar ibu
Lela penjual makanan di tepi pantai. Selesai kami mewawancarai salah satu
pedagang. Kami pun diminta untuk kembali ke homestay dan nampak sang rembulan
pun mengiringi perjalanan kami hingga sampai di tempat sementara kami untuk
merebahkan badan.
Angin malam yang mencekam dingin berantai tidak menghilangkan pesona malam bertabur keindahan oleh bintang yang berkelipan nan jauh disana yang telah menyinariku dengan hangatmu. Detik demi detik terus berjalan, suara cacing-cacing yang berorasi berdemo diantara usus-usus yang kosong pun mulai terdengar. Sang pemandu wisata datang dan meminta kami untuk bergerak menuju Pantai Kresek. Dengan mengayuh sepeda dalam waktu kurang lebih lima menit kami telah sampai di Pantai Kresek. Tiba di Pantai Kresek kamipun di persilahkan untuk menikmati hidangan yang telah di sediakan. Makan malam di tepi pantai dan di temani dengan musik memberi kehangatan bagi kami untuk mengenal mahasiswa lainnya. Tawa, canda dan keceriaan terpancar dari muka lugu semua mahasiswa. Selesai menikmati hidangan, kami bertanya kepada salah satu pemandu wisata tentang Pantai Pasir Perawan. Pemberian nama Pantai Pasir Perawan memiliki cerita misteri sampai saat ini. “ Dahulu kala, Pantai Pasir Perawan adalah hutan yang luas dan hanya ada jalan setapak. Lalu dalam hutan tersebut ada seorang gadis dan pria yang sedang bermain petak umpet dan gadis tersebut bersembunyi dan sang pria yang menjaga. Namun, ketika sang pria mencari gadis tersebut hingga larut malampun sang gadis tidak di temukan. Oleh karena itu, warga sekitar meminta bantuan kepada orang pintar untuk mencari letak keberadaan sang gadis, namun orang pintar tersebut berkata bahwa gadis tersebut masih hidup tetapi tidak hidup di alam seperti kita melainkan hidup di alam lain dan kita tidak dapat melihat gadis tersebut lagi tetapi gadis tersebut masih tetap ada di sekitar hutan ini.” ujar ka Bonte . Betapa terkejutnya kami saat mendengar sejarah cerita tentang Pantai Pasir Perawan ini. Tidak terasa waktu cepat berjalan, kami kembali ke homestay dan beristirahat karena esok hari kami akan pergi kembali ke kota metropolitan dan meninggalkan keindahan panorama Pulau Pari.
Kami
rasakan hangat indahnya sang mentari yang membangunkan kami dari tidur yang
lelap. Sinar yang terang mulai memasuki mata dan mengusir kami dari alam mimpi.
Kami bergegas untuk segera siapkan diri dan menjalani hari ini. Walaupun wajah
kami tampak hitam karena sengatan matahari yang begitu tajam, tapi tak bisa
kami lupakan nama Pulau Pari. Walau kami tulis namamu di pasir dan tersapu
ombak. Tapi tidak akan hilang dari benak kami dan akan selalu kami kenang
sebagai Pantai yang eksotis.
Tiba
di kota metropolitan kami sempat mewawancarai salah satu dosen pariwisata
dengan perkataan yang tegas dan berwibawa beliau mengatakan Pulau Pari memiliki
potensi yang baik untuk maju bersaing dengan pulau – pulau yang ada di
sekelilingnya. Hal senada juga dikatakan oleh Direktur Pemasaran Dalam Negri
Kementrian Pariwisata Tazbir Abdullah S.H yang menyampaikan jika Pulau Pari
akan menjadi destinasi yang bagus apabila adanya kerjasama antara penduduk yang
tinggal disana dan adanya dukungan pemerintah untuk lebih banyak lagi wisatawan
yang ingin mengunjungi Pulau tersebut. Satu kata dari Pa Tazbir untuk Pulau
Pari, wonderful!
Komentar
Posting Komentar